Sejarah Perdoktin

PERDOKTIN (PerkumpuIan Ilmu Kedokteran Tidur Indonesia) awalnya dibentuk dengan nama Indonesian Society of Sleep Medicine (INA Sleep) pada tanggal 3 Agustus 2013 oleh Dr.dr. Rimawati Tedjasukmana,Sp.N(K).RPSGT dan dr. Andreas Prasadja. RPSGT. Beliau mencetuskan INA Sleep sewaktu mengikuti sleep course di Singapore dan di Sydney dan diwujudkan dalam rangkaian The 2nd ASEAN Sleep Congress Bangkok, Thailand. Waktu itu penamaan dipilih berbahasa Inggris karena kiprah pencetus di berbagai wadah Sleep Medicine internasional yang mana keanggotaannya otamatis juga menjadi anggota Federation of South East Asian Sleep Medicine, Asian society of Sleep Medicine dan World Sleep Society. INA Sleep saat itu diketuai oleh Dr.dr. Rimawati Tedjasukmana,Sp.N(K).

Kedua pencetus ini mulai menyebarkan kesadaran kesehatan tidur, terutama di kalangan akademisi Indonesia. Dokter-dokter dari berbagai speialisasi pun mulai menunjukkan kepeduliannya. Mulai dari spesialis neurologi, THT-KL, Paru dan dokter umum turut bergabung. Beberapa nama pengajar senior yang tidak bisa disebutkan satu persatu pun menyatakan dukungannya dan terus mendorong perkembangan kedokteran tidur di Indonesia. Diantaranya seperti Prof. Teguh, Prof. Menaldi Rasmin, Sp.P(K), Dr.dr. Budhi Antariksa, Sp.P, Dr.dr. Nurmiato Amir,Sp.KL(K), dan lain-lain.

Sepanjang perjalanan perkembangan INA sleep beberapa kali kedua pencetus ini menyelenggarakan workshop namun masih terhambat dengan tempat praktek dan fasilitas kerja yang belum memadai. Setelah workshop, idealnya peserta dapat langsung praktek dan mengembangkan ilmu dan keahliannya. Sayang kala itu laboratarium tidur tipe 1 masih ada dalam hitungan jari. Sementara polisomnografi tipe 3 belum semaju sekarang.

Pada tahun 2016 bersama dengan Dr.dr. Nusrotul Lailiyah, Sp.N(K),Sp.Ak mencetuskan Kongres Nasional pertama di Bandung, dihadiri sekitar 200 peserta. Saat itu pengurus INA Sleep hanya berisi 5 orang. Kami mengundang pembicara dari masing-masing perhimpunan dan juga berhasil mengundang Prof. Christian Guilleminault, beliau merupakan pelopor dari ilmu kedokteran tidur dan juga orang yang membantu membentuk Sleep Center di Standford, yaitu Sleep Center pertama di dunia . Bisa dikatakan beliau adalah pencetus Apnea Hypopnea Index yang menjadi baku emas kategori diagnosis sleep apnea di dunia.

Ternyata usaha dari pengurus INA Sleep waktu itu tidak sia-sia, dengan perjuangan akhirnya konggres kedua pada 2019 di Belitung dapat terlaksana dengan baik. Anggota dari organisasi menjadi semakin banyak bahkan bertambah selain dokter spesialis neurologi, THT-KL, paru, psikiatri, dan dokter gigi.

Tidak hanya berhenti disana INA sleep juga melakukan kongres ketiga nya bersamaan dengan konggres FSSM dilakukan secara online pada tahun 2021. Dengan demikian Indonesia mendapat kehormatan untuk memimpin FSSM (Federation of South East Asia Sleep Medicine) tahun 2021-2024, yaitu Dr.dr. RImawati Tedjasukmana,Sp.N(K).RPSGT sebagai ketuanya. Oleh karena itu INA Sleep tahun 2021 tongkat estafet ketua beralih ke Prof. Dr. dr. Allen Widysanto, Sp.P.

Sebagai ketua Prof. Dr. dr. Allen Widysanto, Sp.P berusaha untuk mulai mendaftarkan organisasi ke IDI sebagai keseminatan, sehingga INA Sleep harus berganti nama menjadi Perkumpulan Ilmu Kedokteran Tidur atau disingkat menjadi PERDOKTIN, untuk menyesuaikan aturan yang diberikan oleh IDI. Prof. Dr. dr. Allen Widysanto, Sp.P juga mengajak kemasing-masing perhimpunan seperti PERDOSNI, PERHATI-KL, PDPI, IDAI, PAPDI, PDSKJI dan IPGAKI untuk bergabung bersama keseminatan sehingga dapat memperdalam dan juga menyebakan ilmu kedokteran tidur pada teman sejawat se tanah air.